Tenario's Gospel

Kamis, 17 Juli 2008

My Movie Tetrathlon


















Yak, tiba saatnya movie review lagi…=). Jadi sepanjang minggu ini gue udah nonton Hancock, Wanted, Meet Dave dan yang terakhir kemarin itu Red Cliff.

Pertama mari kita bahas film Hancock. Menurut gue sih ini film cukup OK lho di awal-awalnya. Ceritanya cukup menarik, dengan beberapa joke “Good Job” yang lucu. Tetapi lagi-lagi menurut opini gue yak, film ini mulai memasuki ambang kehancurannya saat adegan Will Smith tarung sama Charlize Teron. Mulai darisana itu film udah gak karuan lah menurut gue logika dan jalan ceritanya. Overall 3 poin lah buat dia, such a promising concept but a little bit loose at the end.

Nah yang kedua adalah Wanted. Ini film aja dari pertama kali gue liat ekstranya, udah menjadi film yang paling gue tunggu-tunggu. Begitu liat trailernya yang ngasih liat teknik nembak yang bisa bikin peluru berbelok, that’s it gue udah kepincut hahahahaha=). So waktu kemaren film ini premiere lansung lah gue tergopoh-gopoh menuju bioskop buat nonton. Walhasil yang gue dapatkan adalah kecewa, kalo mau diperumpamakan ini kayak kenalan sama cewek lewat FS terus telpon-telponan n kita udah suka juga sama sifat-sifat dasarnya, lalu kita janjian ketemuan n ternyata dia nongol pake baju dan dandanan yang super norak!!! Si Wanted ini hadir dengan cerita yang sungguh-sungguh promising buat dibikin keren, actor-aktor yang terlibat juga OK, nah tapi sayangnya sutradaranya nih ngehek hehehehehe. Kayaknya tu orang gak punya taste sama sekali tentang pemakaian special effect. Belajar dong mas dari film Matrix!!! Di Wanted ini adegan slow motion itu makan hampir 1/3 bagian film kali, adegan yang tadinya keren banget tapi kalo diulang-ulang mlulu ya lama-lama bosen juga lah. Yah pokoknya gue gak begitu puas lah sama ni film, so 3 bintang aja.

Lalu Meet Dave, nah ini film cukup surprise sih buat gue. Waktu gue nonton itu karena udah gak ada film lain yang bisa gue tonton. Mau nonton Tri Mas Getir tapi kata Ronggo temen kantor gue, katro banget gak ada lucu-lucunya. Yaudahlah terpaksa gue nonton Meet Dave, and it turns out quite OK in my opinion. It’s not Eddie Murphy finest hour but still he delivers a decent movie. Joke-jokenya juga lumayan bisa membuat gue tertawa beberapa kali, n joke tentang BeeGess itu lucu banget menurut gue. Buat dia gue kasih 3 bintang juga deh.

Nah yang terakhir adalah Red Cliff, film mandarin arahan John Woo yang dibintangi oleh Tony Leung dan Takeshi Kaneshiro. Ceritanya diambil dari penggalan kisah The Romance Of Three Kingdom atau Sam Kok dalam bahasa Jawa purbanya. Sebuah epik sejarah yang keren menurut gue, adegan perangnya cukup OK walaupun belum sekeren perangnya LOTR The Two Tower, actor-aktornya juga cukup ok dalam menampilkan para karakter-karakter Sam Kok yang gue kenal lewat game dan cerita-cerita yang pernah gue baca. Lengkap dengan berbagai strategi dan kebijakan khas Cina yang menjadi bumbu cerita, film ini juga menyediakan sebuah kejutan yang menarik di akhir film. Well karena telah berhasil membuat gue nonton selama 2 jam 10 menit tanpa merasa bosan sedikitpun, film ini berhak atas 4 bintang…=). Yah mungkin bisa juga ini karena sentimen etnis hahahahahaha, tapi seriously secara obyektif gue menilai film ini amat sangat layak untuk ditonton!!!

Label:

Selasa, 08 Juli 2008

I bet this will make you cry

Brilliant!!!

Senin, 07 Juli 2008

My Memory’s Marriage



















Alkisah waktu jaman gue SMU, gue bersekolah di tempat yang namanya SMUK Kanaan. Waktu jaman gue sih, tu sekolah termasuk salah satu yang terkenal, by mean saat ada orang nanya, “Eh culun sekolah dimana lo?,” terus gue jawab,”Di Kanaan!,” mayoritas pasti akan bilang ooooooooooooo.

Nah semenjak gue tinggal di Tangerang yaitu sejak tahun 1990, sekolah gue enggak pernah pindah. Jadi dari kelas 3 SD sampe lulus SMU semuanya gue abisin di sekolah itu aja hehehehe. Kenapa alesannya gak usah dibahas disini lah, karena bukan itu juga tujuan gue nulis kali ini.

OK lanjut mengenai masa SMU gue tadi. Jadi SMU gue itu bukanlah SMU yang gede, gedungnya aja darurat, lengkap dengan cat dan warna hordeng yang aib banget, PINK!!! Total murid angkatan gue itu cuman 32 orang doang dengan statistik cewek 10 dan cowok 22 orang. Pas kelas 3 terjadi pemisahan IPA dan IPS, walhasil kelas IPA didiami oleh 19 makhluk dan IPS 13 makhluk. Gue waktu itu kebagian masuk kelas IPA, nah yang miris dari hal tersebut adalah statistik cowok dan ceweknya itu lho, jadi dari 19 orang itu 17 cowok dan ceweknya cuman 2 hahahahahahaha.

Nah dari 2 cewek itu, tersebutlah salah satunya bernama Fujiko. Seperti yang bisa ditebak, doi adalah keturunan Jepang. Nah karena stok wanita yang minim pada waktu itu, gue sempet tuh mengalami naksir sama Fujiko ini waktu di kelas 3 SMU. Tapi seperti biasanya, gue gak berani ngomong waktu jaman itu, akhirnya pas udah mau lulus-lulusan gitu gue ngirimin doi surat yang isinya bukan nembak sih tetapi cuma mengutarakan perasaan doang hahahahahahaha caur banget deh dulu, bahkan salah satu sahabat gue pernah ngefitnah gue gara-gara naksir ini cewek juga.

Abis itu pas jaman kuliah kita gak pernah ketemu lagi tuh, Cuma pernah denger kabarnya aja sesekali. Doi waktu itu kuliah di Kampus Emas n lulus dengan IPK 3,9. Terus berhasil ketemu lagi kalo enggak salah tahun lalu deh di Lippo Karawaci, udah agak berubah sih tampangnya. Masih cantikan dulu kalo menurut gue pribadi hehehehehehe, but still has the radiant that can light up the room.

Nah, itu terakhir kalinya tuh gue ketemu sama si Fujiko, dan hari minggu kemarin akhirnya dia melaksanakan resepsi pernikahannya, yang enggak bisa gue hadiri karena sedang berhalangan. Jadi gue Cuma mau mengucapkan selamat menempuh hidup baru yak, hope u’ll find all the love in the world with that lucky guy and I wish u better than ur heart desire….=)

Label:

Kamis, 03 Juli 2008

Yes, I Get Carried Away















Setelah lama gak ketemu bioskop, akhirnya minggu ini gue bener-bener balas dendam. Mulai dari Selasa gue nonton Taken, disambung Rabu dengan Get Smart, dan yang terakhir Kamis kemaren gue nonton Sex And The City.

Ok, maybe this could be sound a little bit pathetic and so gay, a single guy went alone to movie theatre and bought one ticket for himself to watch Sex And The City hahahahahaha..:D. Isi bioskop didominasi oleh para pasangan atau geng cewek waktu gue nonton kemarin, dan terlihat banget kalo para lelaki yang nonton itu pasti dipaksa sama pasangannya. Selama 2 jam lebih film diputar, ada kali 20-an kali gue ngeliat para lelaki tersebut mondar-mandir ke WC, atau ada yang sengaja masuknya telat 15 menit hahahahaha. I didn’t know what bother them, but for me the movie is quite good, very woman perspective but still a good movie.

Ceritanya sendiri merupakan kelanjutan dari serial TV-nya yang begitu populer. Yang lucu dan cukup menarik adalah para endorser dan sponsor bertebaran and so obvius di sepanjang film ini, mulai dari Manollo Blanik sampe ke Louiss Vitton. Selain itu soundtrack-nya menurut gue sih OK banget, apalagi pas lagu Aud Lang Syne, kayaknya sih tebakan gue yang nyanyi Sarah McLahlan tapi gak tau juga sih....=). Jalannya film sih cukup ketebak tapi dari segi dialognya Sex And The City the movie tidak kehilangan kualitasnya sedikitpun bila dibandingkan dengan sitkomnya. Oiya satu hal yang agak mengganggu adalah guntingan sensor yang kasar n gak asik.

Yah conclusionnya sih kalo elo adalah a die hard fan dari serial TV-nya well film ini wajib ditonton, tapi kalo bukanpun it’s still a very good popcorn movie. 3,5 stars for this one.

Label:

Selasa, 01 Juli 2008

Take, Took, Taken!!!



















It’s quite been a while since the last time I wrote a post about movie. Well, salah satu alesannya dikarenakan load kerjaan di kantor yang lagi menggunung, sehingga frekuensi nonton gue jadi agak turun akhir-akhir ini.

Tapi kemaren malem gue udah membulatkan tekad untuk pergi ke holy ground dan menonton sesuatu. Cek di internet, liat jadwal di blitz n ternyata film Taken yang udah lama banget diekstra-in di sana akhirnya udah main. Pas sampe di sana setengah jam sebelum film diputar n gue beli tiket untuk show yang pukul 21:45, ternyata full house lho.

Taken sendiri adalah sebuah film action yang cukup meniupkan angin segar. Angin segar disini bukan dalam hal originalitas cerita atau inovasi terbaru dalam teknik pengambilan adegan. Namun lebih kepada akhirnya setelah vakum sekian lama, muncul lagi film action yang straight to the point tanpa alur cerita yang berbelit-belit seperti adanya konspirasi pemerintah for greater cause, atau peledakan pipa sambungan minyak yang dilakukan oleh pemiliknya sendiri karena ingin mencari keuntungan atau hal-hal ngejelimet lainnya yang menjadi patokan dasar dalam pembuatan film-film action sekarang ini.

Liam Neeson bermain dengan sangat baik seperti biasanya, dingin dengan tone suara yang meyakinkan sebagai bekas agen rahasia yang berusaha mencari putrinya yang diculik oleh kawanan mafia penjual wanita. Kehadiran Luc Besson di kursi penulis naskah juga merupakan sedikit jaminan untuk film menegangkan yang penuh aksi. Alur cerita berjalan lurus, simple, adegan tembak-tembakan dan perkelahian tangan kosong dihadirkan dengan baik tanpa embel-embel slow motion atau freeze camera.

Pokoknya Taken ini adalah film action tradisional yang gak neko-neko lah dalam penyampaiannya, lengkap dengan klise "Steven Seagal Syndrome" alias sang jagoan yang almost unbeatable hehehehe, but that’s okay with me. Superb popcorn movie, 4 stars for this one.

Label: