Tenario's Gospel

Selasa, 18 Maret 2008

Come On England












Persaingan menuju tangga juara Liga Inggris, semakin seru! Dengan perolehan poin yang berbeda tipis diantara The Big Three menjadikan pintu juara masih terbuka untuk siapa saja. Dan hebatnya ketiga tim tersebut juga masih berpeluang untuk merebut trophy Liga Champions di saat yang bersamaan.

Permainan impresif dari The Young Guns Arsenal sempat membuat gue kepincut di awal musim, pergerakan Fabregas yang semakin trengginas, Van Persie dan Adebayor yang semakin tajam, Rosicky dan Hleb yang selalu siap memberi kejutan dari lini kedua serta kepemimpinan Gallas di baris pertahanan membuat permainan mereka begitu hidup. Ketidakhadiran King Henry yang sempat menjadi andalan mereka sudah hampir tidak terasa, satu lagi bukti dari kejeniusan Monsieur Arsene Wenger.

Setan Merah juga tidak kalah hebatnya, bahkan anak-anak Old Trafford telah berhasil menyalip Arsenal dan menduduki puncak klasemen saat ini. Memasuki musim 2007/2008 sebagai tim Inggris dengan pembelanjaan terbesar membuat banyak pihak meyakini bahwa tahun ini akan kembali menjadi tahunnya mereka. Masuknya Nani, kompatriot CR7 di Portugal semakin menambah variasi serangan sayap, Anderson yang semakin lama semakin menunjukkan performa terbaiknya juga sudah siap menggantikan peran Scholes, Rooney Tevez yang semakin padu dan ketajaman Ronaldo yang semakin menjadi-jadi membuat The Red Devils begitu menakutkan. Jangan lupakan juga Carrick yang menjadi dirigen permainan, Rio Ferdinand dan Vidic yang membentuk sebuah duo bek tengah terbaik di dunia saat ini serta Van De Sar yang belum kehilangan kepiawaiannya sedikitpun di bawah mistar. Tidak berlebihan bila di akhir musim nanti Sir Alex dan timnya akan kembali menjadi penguasa Inggris dan bahkan Eropa.

Di tempat ketiga, mengendap-ngendap dan siap untuk menerkam adalah anak-anak dari Stamford Bridge. Memulai musim dengan pembelian yang termasuk humble untuk tim seukuran mereka, Chelsea melaju dengan terseok-seok. Shevchenko yang seperti lupa cara bermain bola, Ballack Lampard yang seperti air dan minyak bila dimainkan bersama, serta strategi ”yang penting menang” yang diterapkan oleh Jose Mourinho membuat gerah Abrahamovic. Kabar mengejutkan akhirnya muncul di awal musim dengan pengunduran diri Jose Mourinho dari kursi kepelatihan. Setelah banyak nama yang beredar sebagai penggantinya, manajemen kemudian menunjuk Avram Grant menjadi pelatih. Pro dan kontra bermunculan dengan ditunjuknya seorang pelatih yang belum terbukti kualitasnya untuk menukangi tim bertabur bintang seperti The Blues, dan awal yang buruk saat bertandang ke Old Trafford dan menelan kekalahan 2-0 semakin memperberat langkah Avram Grant.

Namun selepas itu keadaan mulai berangsur-angsur membaik, masuknya Hank Ten Cate juga sempat menyuntikkan aura sepakbola menyerang yang diidam-idamkan oleh Abrahamovic. Tapi apa mau dikata, tunggu punya tunggu permainan The Blues saat ini masih monoton dan membosankan. Hasil positif yang sempat diraih menjadikan issue ini memudar sesaat, tapi saat Avram Grant menurunkan starting line up aneh dengan menempatkan Anelka di sayap kiri dan membangkucadangkan Joe Cole di final Piala Carling yang berujung pada kekalahan Chelsea dari Hotspur, kursi Avram Grant kembali digoyang. Banyak bintang yang mengancam akan hengkang bila Grant masih duduk di kursi pelatih musim depan, dan Abrahamovic sendiri juga sudah punya rencana untuk melakukan revolusi dengan membuang 10 pemain yang dianggap tidak pantas berseragam biru.

Secara pribadi sebagai pendukung The Blues gue setuju sekali kalo Avram Grant ditendang apapun hasil akhir musim ini. Mau melakukan revolusi boleh-boleh saja selama itu dipikirkan secara matang dan bukan emosi sesaat saja karena frustasi melihat permainan yang tidak kunjung membaik. Line up yang ada sekarang menurut gue juga udah lebih dari cukup, dengan ingin hengkangnya Drogba gue sih pengen banget Chelsea beli Huntelaar lalu bersama Joe Cole dan Salomon Kalou membentuk trisula yang mematikan, di tengah Lampard tetap dipertahankan sebagai jendral dengan Mikel dan Essien sebagai katalisator, di lini belakang Terry Carvalho Beletti Cole juga sudah cukup solid dengan kiper terbaik dunia Peter Cech di bawah mistar. Secara materi Chelsea sebenarnya sudah lengkap, yang diperlukan sekarang adalah seorang pelatih yang bisa menyuntikkan sebuah metode permainan menyerang yang ciamik sekaligus mematikan, siapa ya orangnya? Yah tapi sekali lagi inikan celotehan gue doang yang tipikal orang Indonesia, jagonya ngomentarin doang hahahahahaha...=D

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda