Tenario's Gospel

Kamis, 13 Desember 2007

Expectation



















The best way to enjoy something is when you do not have any expectation in front. Ini kira-kira penjabaran dalam bahasa londo yang bisa saya kasih, berkenaan dengan pelajaran yang baru saya terima dari hidup. Well ngomong hidup mungkin terlalu luas, dari film lebih tepatnya.

Baru-baru ini saya mengalami sebuah pencerahan pribadi, setelah mengalami kekecewaan bertubi-tubi akibat Spiderman 3 yang suck, Transformers yang super detail tapi membuat mata iritasi, Fantastic Four 2 yang so so, sampe Hostel 2 yang norak (although the idea of naked woman hanging upside down is quite cool hahahaha). Semua ini adalah film-film yang saya tunggu dengan ekspektasi tinggi. Sepertinya di alam bawah sadar saya sudah memiliki mind set bagaimana perasaan tegang dan terpukau yang akan dirasakan saat saya menyaksikannya. Tetapi pada kenyataannya, di hari H hanya kekecewaan yang saya dapat…=(

Lalu suatu ketika saya sedang berada di daerah Cengkareng, di Citra 2 tepatnya, tempat DVD bajakan langganan saya. Ketika sedang melihat-lihat rak yang berisi berbagai macam film yang tidak tertata dengan rapi, saya melihat sebuah DVD. Di cover depan terdapat gambar 2 orang anak kecil sedang bermain scooter, judulnya Little Manhattan. Baca sinopsisnys sejenak di bagian belakang, yah so so lah standard nothing new menurut saya. Tapi karena sedang boring dan kebetulan ngak ada film lain yang menarik atau yang sudah “ori”, ya sudahlah saya coba saja film ini.

Sesampai di rumah, niat untuk menonton film ini tiba-tiba menghilang. Males ah mendingan nonton lagi Cinderella Man kesayangan saya untuk yang kesekian kalinya. Ditaruhlah sang DVD Little Manhattan tersebut di rak tumpukan DVD-DVD yang saya beri label “Menyesal setelah membeli”. DVD tersebut terlupakan begitu saja.

Minggu pagi yang cerah, saya terbangun agak siang hari itu. Rumah kosong, saya ditinggal sendiri. Terbersit keinginan untuk nonton DVD bokep, tapi akhirnya niat tersebut urung. “Iseng nonton DVD yang ada di rak “Menyesal setelah membeli” saja lah,” pikir saya. Setelah mengobok-ngobok rak tersebut, terpilihlah film Little Manhattan itu. Mulailah saya nonton, belum mandi, belum sikat gigi, tapi tak lupa membuat sarapan.

Hmm film ini dimulai dengan narasi yang dibawakan oleh si anak laki-laki pemeran utama film ini. Hahahaha lucu juga narasi awalnya, cukup mampu meng-grap perhatian saya. Lalu film tersebut terus mengalir, dengan berbagai konflik yang muncul dengan sangat lugas, sangat manusiawi tanpa dibuat-buat. Tanpa saya sadari film ini membuat saya tertawa, terharu, bernostalgia dan saat film berakhir ada sebuah perasaan hangat yang melingkupi hati hahahahaha. Tanpa saya sadari sebuah DVD yang masuk kategori “Menyesal setelah membeli” telah memukau saya 10x lipat lebih baik dibandingkan berbagai film-film box office di atas. Ada sebuah kepuasan yang tidak dapat dijelaskan, sepertinya saya ingin menyuruh semua orang di dunia untuk menonton film ini dan berbagi pengalaman dan perasaan yang sama.

Kemudian tiba-tiba saja terpikir sebuah alasan mengapa saya bisa begitu terpikat dengan film tersebut. Selain karena memang film tersebut adalah film yang bagus, juga karena saya tidak memiliki ekspektasi apapun saat menontonnya. Dengan begitu saya bisa secara obyektif mencerna setiap aspek film tersebut, keluguan aktingnya, esensi dialognya, harmonisasi soundtracknya. Saya akhirnya mengerti mengapa kita membutuhkan kenetralan bila ingin menilai sesuatu. Sulit memberikan penilaian yang benar-benar obyektif bila kita telah memiliki keberpihakan di awal, kita menyukai aktor utamanya, atau sutradaranya adalah sutradara favorit kita. Karena setiap flaw yang muncul akan kita amini sebagai kesilapan yang tidak sengaja saja.

Sama halnya dalam berbagai aspek kehidupan. Saat kita memiliki ekspektasi di awal, kemungkinan kita untuk kecewa atau tidak menemukan kepuasan sangatlah besar. Karena saat ekspektasi tersebut sesuai dengan harapan, kita akan berpikir ya memang sudah semestinya, namun bila tidak ya hanya kekecewaan dan rasa tidak puas yang tersisa. Jadi tidak perlu lah berekspektasi terlalu banyak, baik dalam pekerjaan, percintaan, maupun hal lain dalam hidup. Jalani saja dengan sebaik-baiknya dan biarkan hidup memberikan kejutan-kejutannya kepada kita....=)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda